JASA BESAR
ARPAD E. ELO




Setiap pecatur internasional punya semacam "rapor" prestasi. Wujudnya adalah angka. Mulai 2.000-an dan seterusnya (biasanya dengan kelipatan 5 angka), tanpa batas sampai akhir zaman. Angka ini dikeluarkan FIDE, Federasi Catur Internasional, setiap semester, yakni tanggal 1 Januari dan 1 Juli. Kalau "rapor" Utut Adianto per 1 Juli 1996 berisi angka 2.605, sedangkan sampai akhir Oktober lalu ia punya tabungan 10 angka yang diperoleh dari berbagai turnamen sepanjang semester II tahun ini, maka dalam daftar peringkat 1 Januari 1997, angkanya akan menjadi 2.615.

Dengan begitu Utut akan menempati posisi 45-an. Sebuah prestasi yang luar biasa, kalau diingat, jumlah pemilik peringkat Elo di seluruh dunia sekitar 30 ribu pecatur. Pemegang peringkat tertinggi per 1 Juli 1996 adalah juara dunia Garry Kasparov, 2.785, sepuluh point di atas Anatoly Karpov yang 2.775.

Peringkat Elo memang bisa berubah, baik naik maupun turun. Utut, misalnya, pada daftar keluaran FIDE 1 Januari 1996, masih mengantungi 2.610. Karena sejak itu prestasinya buruk, pada edaran FIDE per 1 Juli point-nya tinggal 2.605. Misal lain adalah Kasparov. Pada masa-masa sebelum 1 Juli 1996, peringkat Elo-nya pernah 2.805.

Peringkat Elo adalah ukuran prestasi seorang pecatur. Angka dihasilkan dari analisis secara matematis sekumpulan kemenangan, hasil seri, maupun kekalahan, berbanding dengan kekuatan lawan. Maka, pecatur yang jarang bertanding, peringkatnya akan mandek atau turun. Tapi tidak demikian sebaliknya. Sekalipun ia rajin bertanding dan ikut turnamen resmi, kalau tidak berprestasi, peringkatnya tak akan tambah; atau salah-salah malah turun.

Perolehan ditentukan pada skala pertandingan atau turnamen. Turnamen resmi, yang masuk dalam akreditasi FIDE pun memiliki kategori tersendiri. Semakin tinggi kategorinya akan semakin sulit, karena makin tinggi pula peringkat Elo rata-rata pesertanya. Maka point seorang pecatur dalam setiap turnamen, akan dihitung berdasarkan kategori turnamen, jumlah babak, dan nilai kemenangan yang diperoleh. Itu pun masih harus dihitung peringkat Elo peserta ketika ikut. Utut yang berperingkat 2.605, misalnya, setelah merebut gelar juara II Turnamen Catur Gunadharma yang berkategori XII, akhir Oktober lalu, dengan 5,5 angka kemenangan dari 9 babak, memperoleh tambahan 5 angka Elo.

Perhitungannya memang rumit. Tapi berkat itu, para pecatur memiliki patokan akan prestasinya. Itu semua tak lepas dari jasa besar Profesor Arpad E. Elo (kelahiran 1903), mahaguru fisika dan astronomi Universitas Michigan, AS, juara catur negara bagian Wisconsin 8 kali, 1935 - 1961.

Akhir tahun 1950-an, sebagai ketua komite peringkat pada Federasi Catur AS (sejak 1959) dan anggota komite kualifikasi FIDE, ia mengujicobakan metode penentuan peringkat pecatur. Proposalnya disetujui untuk mengganti sistem peringkat yang sebelumnya dipakai di AS. Tahun 1960, skala Elo mulai diterapkan di AS. Sepuluh tahun kemudian, tepatnya September 1970, FIDE juga menerapkannya dengan nama baku peringkat Elo.

Sejak itu, dunia catur makin marak. Turnamen-turnamen, eksibisi, dwitarung, dan macam-macam pergelaran muncul di banyak negara. Semuanya mengandung unsur uang, baik honor bagi peserta yang diundang maupun hadiahnya. Dunia catur makin komersial, dan ajang unjuk prestasi pecatur tak lagi hanya Olimpiade maupun kejuaraan regional.

Pada saat yang sama, metode pemeringkatan versi Arpad E. Elo makin diakui. Untuk saat sekarang, angka yang dianggap magis memang 2.600. Namun, mengingat angka ini akan berkembang terus, bukan mustahil di masa-masa nanti akan naik menjadi 2.700, bahkan lebih. Olahraga catur, yang organisasinya amat baku dan tetap, ternyata tak akan pernah berhenti berkembang.

rumah